Motivasi Intrinsik – Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai suatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan menuju kesuksesan dalam kehidupan.
Daftar Isi
1. Pengertian Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja sebagai individu berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat atau makna pekerjaan yang dilaksanakannya. (Sedarmayanti, 2015:236).
Bicara tentang motivasi, kita mengenal motivasi intrinsik. Motivasi yang bersifat intrinsik adalah jika sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seseorang termotivasi. Orang tersebut mendapatkan kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang bisa juga dikatakan seorang melakukan hobby-nya.
Dengan kata lain motivasi ini bersumber dari pekerjaan yang dilaksanakan baik karena mampu memenuhi kebutuhan atau menyenangkan atau memungkinkan mencapai suatu tujuan maupun karena memberikan harapan tertentu yang positif dimasa depan.
Motivasi ini bersumber dari pekerjaan yang dilaksanakan baik karena mampu memenuhi kebutuhan atau memberikan harapan tertentu yang positif dimasa depan.
2. Teori Motivasi Intrinsik
Dalam teori X dan Y Hezberg memandang bahwa hakikat manusia, motif dan kebutuhannya sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai bahan analisis dalam rangka mengadakan pendekatan motivasi untuk memperagakan kepemimpinan. Hasil penelitian Hezberg menemukan dua kesimpulan pokok:
1. Ada serangkaian kondisi ekstrisik, keadaan pekerjaan yang menyebabkan rasa tidak puas bagi karyawan apabila kondisi ini tidak baik atau tidak ada.
2. Ada serangkaian kondisi intrisik, job konten kondisi ini apabila terdapat dalam pekerjaan akan menimbulkan kepuasan kerja karyawan dan akan meningkatkan prestasi karyawan.
Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan. Teori penguatan, teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan, teori penguatan, teori harapan, dan teori penetapan sasaran.
Sementara Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 (lima) tingkatan yang berbentuk piramida, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah.
Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hierarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi.
Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian, sebelum kebutuhan pada suatu peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
- Teori Maslow ini bisa dipolakan seperti gambar dibawah ini. Bagan ini menunjukan pola berurutan dari bawah ke atas. Orang akan memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi jika kebutuhan di bawahnya terpenuhi: Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya).
- Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya).
- Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki).
- Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkopetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan).
- Kebutuhan aktualisasi estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).
3. Teori Kebutuhan Maslow
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
3.1. Motivasi Intrinsik dan ekstrinsik
Menurut Herzberg terdapat 2 (dua) jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
Faktor higiene memotivasi seseorang untuk dari ketidakpuasan termasuk di dalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk di dalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan (faktor intrinsik).
4. Indikator Pengertian Motivasi Intrinsik
Di atas sudah dijelaskan mengenai pengertian motivasi intrinsik. Lalu menurut Herzberg dalam Luthans (2014:139), berpendapat bahwa ada beberapa indikator motivasi intrinsik:
4.1 Achievement (Keberhasilan)
Keberhasilan seorang pegawai dapat dilihat dari prestasi yang di raihnya. Agar seseorang pegawai dapat berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya, maka pemimpin harus mempelajari bawahannya dan pekerjaannya dengan memberikan kesempatan kepadanya agar bawahan dapat berusaha mencapai hasil yang baik. Bila bawahan telah berhasil mengerjakannya, pemimpin menyatakan keberhasilan itu.
4.2 Recognition (Penghargaan)
Sebagai lanjutan dari keberhasilan pelaksanaan, pimpinan harus memberi penyataan pengakuan terhadap keberhasilan bawahan.
4.3 Work in Self (Pekerjaan itu sendiri)
Pimpinan membuat usaha usaha real dan meyakinkan, sehingga bawahan mengerti akan pentingnya pekerjaan yang dilakukannya dan berusaha menghindar dari kebosanan dalam pekerjaan bawahan serta mengusahakan agar setiap bawahan sudah tepat dalam pekerjaannya.
4.4 Responsibility (Tanggung Jawab)
Agar tanggung jawab benar menjadi faktor motivator bagi bawahan, pimpinan harus menghindari supervise yang ketat, dengan membiarkan bawahan bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu memungkinkan dan menerapkan prinsip partisipasi. Diterapkan prinsip partisipasi membuat bawahan sepenuhnya merencanakan dan melaksanakan pekerjaannya.
4.5 Advencement (Pengembangan)
Pengembangan merupakan salah satu faktor motivator bagi bawahan. Faktor pengembangan ini benar-benar berfungsi sebagai motivator, maka pemimpin dapat memulainya dengan melatih bawahannya untuk pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Bila ini sudah dilakukan selajutnya pemimpin memberi rekomendasi tentang bawahan yang siap untuk pengembangan, untuk menaikan pangkatnya, dikirim mengikuti pendidikan dan pelatihan lanjutan
5. Kesimpulan
Jadi secara ringkas, penemua penting dari penelitian Hezberg dan kawan-kawan adalah bahwa manajer perlu mamahami faktor-faktor apa yang dapat digunakan untuk memotivasi para karyawan.
Hanya faktor positiflah, motivator (yang intrinsik), yang dapat memotivasi para karyawan untuk melaksanakan keinginan para manajer. Karena dengan adanya motivasi intrinsik yang dimiliki oleh setiap karyawan akan terarah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh suatu organisasi.
Selain motivasi intrinsik kalian juga bisa mengetahui beberapa materi lainnya tentang budaya organisasi dan apa saja indikatornya.